Seandainya gue bisa milih, gue ngga akan memilih hidup di zaman Jahiliyah II yang busuk ini. Gue akan milih hidup di zaman keemasan yang cemerlang ketika Negara Islam masih jaya, dengan segala kemajuan peradabannya. Tapi kehidupan bukan untuk disesali kawan, lahir bukanlah pilihan tapi sebuah anugerah yang patut kita syukuri. Meskipun kita harus menantang zaman yang sudah jungkir balik ini. Dan menyederhanakan kebahagiaan kita untuk melawan, dan inilah anugerah terindah yang tidak akan kita dapat klo kita ada di zaman keemasan Islam.
Siapa sangka di zaman yang sudah rusak dan amburadul ini gue masih bisa nemuin sahabat-sahabat yang dengan ikhlas rela ngejual diri mereka untuk kejayaan Islam tanpa berharap balasan apa pun selain keridho’anNya. Memperjuangkan hak-hak rakyat walau pun rakyat sendiri ngga perduli dengan mereka, kontras tapi bukan sanjungan yang kami pengen tapi sebuah kebahagiaan sejati yang telah dijanjikanNya.
Ketika penguasa negeri ini ngga lagi memikirkan kesejahteraan rakyat kecil, mereka hanya sibuk memperkaya diri dengan intrik murahan dan licik. Tanpa sedikit pun merasa malu dengan tipu daya mereka sendiri yang sering terbongkar. Mereka tanpa malu menjual rakyatnya kepada cukong kapitalis yang menjarah habis kekayaan rakyatnya. Ironi memang dengan triliunan dana yang harus dikeluarkan untuk pemilu Pilpres, Pilgub, dan Pilkada. Apakah dengan dana yang ngga sedikit itu kita udah bisa menghasilkan pemimpin yang bener-bener peduli dengan perjuangan rakyatnya. Ato malah akan menjadi alat kapitalis yang akan mengisap habis darah rakyat yang semula mendukung mereka dalam pemilu?
Klo loe emang kaya and makmur-makmur aja sih loe mungkin ngga akan ngerasa penderitaan rakyat kecil. Apalagi klo loe juga kadal diantara ini semua, pasti loe bakal mikirin apa yang loe bisa dapat dari bisnis ngibulin rakyat. Walaupun rakyat udah memberikan kepercayaan dan harapan mereka kepada loe.
Tapi loe kan masih mahasiswa, jadi belon jadi penjabat. Ntar klo loe jadi penjabat. Karna banyak yang pas jadi mahasiswa itu selalu turun kejalan, nuntut keadilan atas nama rakyat. Meneriakan dengan lantang sebuah kebenaran, ngamuk kaya orang sakau di kantor-kantor pemerintahan. Tapi ketika udah jadi penjabat, nih orang jadi pendiam banget. Malah ikut-ikutan bikin UU yang jelas-jelas banyak merugikan rakyat. Gini deh, klo manusia udah ngambil alih hak Tuhan. Mereka dengan bangga bikin hukum sendiri untuk menandingi hukum Tuhan. Ingat firman Allah SWT:
“Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki? Hukum siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin?”(TQS.’Al-Maidah[5]:50)
Biar gue sederhanakan. Misalnya sebuah Sepeda Motor, selain bikin kendaraan kan perusahaan Sepeda Motor juga akan bikin aturan resmi gimana supaya nih kendaraan bisa berjalan dengan baik dan terawat. Misalnya harus pake bensin, setiap 500 km harus ganti oli dan lain-lain. Nah, bagaimana klo kendaraan itu make aturan yang dibikin oleh perusahaan mobil truk. Tentu aja ngga akan pas kan? Karna bahan bakarnya aja udah beda, belum lagi yang lainnya. Ato apa mungkin sepeda motor bisa bikin aturan sendiri? Hohoho….ada-ada aja. Nah, sekarang yang ciptain manusia siapa? Yang ciptain alam ini, seluruh galaxy dan planet-planet dan mengatur semua itu dengan sangat sempurna sehingga menjadi alam semesta siapa? Allah kan, tentu aja Allah bukan hanya menciptakan makhluknya aja. Dia juga menciptakan aturan yang sangat kompleks supaya seluruh ciptaanNya ini berjalan sebagaimana mestinya.
Coba perhatikan pas kita makan aja. Ketika kita memasukan makanan ke dalam mulut kita, trus dengan refleks gigi kita ngunyah tuh makanan dan dengan air liur kita, makanan itu menjadi terasa enak di lidah. Setelah itu masuk ke kerongkongan menuju lambung dan disana diproses lagi. Terjadilah pemilahan sari-sari makanan dengan ampasnya, sehingga cuma yang bermanfaat aja yang masuk ke dalam tubuh kita sedang yang tidak berguna dibuang lagi melalui anus. Sederhana, tapi itulah aturan yang dibuat oleh Allah SWT. Apa kita bisa ngebayangin misalnya ketika makan, makanan itu ngga langsung ke lambung tapi mampir dulu ke paru-paru. Pasti kita kan mati kan? Inilah kesempurnaan aturan Allah, belum lagi alam semesta yang lainnya.
Sekarang yang ciptain manusia ini siapa? Allah kan. Dan yang lebih tahu tentang manusia ini siapa? Allah juga. Nah sekarang siapa yang seharusnya bikin aturan untuk manusia ini supaya tujuan penciptaan manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini bisa berjalan dengan baik? Pasti Allah juga kan. Nah, sekarang apa kita mau milih hukum Jahiliyah yang dibuat oleh manusia ato milih hukum Allah berupa Syariah Islam. Ntar kita buktikan kebenarannya.
Jahiliyah Modern
Yah, zaman kebodohan ato yang lebih kerennya itu disebut zaman Jahiliyah emang singkron sama zaman ketika Islam mulai didakwahkan di Mekkah oleh Rasulullah SAW. Bukan bodoh secara akal dan peradaban, tapi terhadap kepercayaan dan kebudayaannya. Mulai dari nyembah berhala, membunuh bayi perempuan, melakukan riba, berpecah belah dan lain sebagainya. Tapi apa loe bisa membandingkan dengan zaman yang kita jalani sekarang? Klo dulu pada zaman Jahiliyyah untuk mengetahui apakah seseorang itu pelacur ato ngga harus mencari rumah yang ada bendera merah di depan rumahnya, nah sekarang tambah gampang lagi karna pemerintah dah melegalkan lokalisasi untuk pelacuran, kan keren tuh.
Zaman Jahiliyah dulu klo ada bayi perempuan yang lahir harus dikubur hidup-hidup karna dianggap memalukan keluarga. Sekarang lebih anarkis lagi, mau cowok ato cewek tapi klo bayi itu ngga diinginkan yah banyak yang malah dibuang hidup-hidup di bak sampah ato sungai. Bahkan ada juga yang belum lahir pun udah dibunuh dengan cara aborsi. And banyak lagi deh, gue males harus nyeritakan ini semua. Apakah itu sebuah kebanggaan, ternyata apa yang terjadi pada zaman kita ini lebih busuk lagi dari pada zaman Jahiliyah dulu. Ini adalah buah dari sistem kapitalis dengan seluruh alat-alat konsfirasinya. Berupa kehidupan yang hedonisme (serba boleh), liberalisme(kebebasan berprilaku,beragama,dll), demokrasi, pluralisme dan lain sebagainya. Inilah yang dicekokin kedalam tubuh umat sehingga umat ini makin tertindas dan kelaparan di negeri mereka sendiri. Kekuasaan sudah milik orang-orang kapital (pemilik modal), siapa yang punya uang dialah yang berkuasa terhadap seluruh kebijakan pemerintah.
Umat udah terbuai dengan janji-janji palsu penguasa, dengan sedikit dana/bantuan mereka lupa terhadap hak-hak mereka yang jauh lebih besar. Sehingga para penguasa bisa menikmati harta mereka dengan ganas tanpa membuat rakyat sadar sedikit pun. Gue bukan provokator, tapi inilah yang terjadi di negeri kita. Inilah demokrasi yang kita bangga-banggakan, kita tahu dan negara-negara barat pun mengakui bahwa Indonesia adalah negara yang paling demokratis tapi apa timbal balik itu semua dengan kesejahteraan rakyat? Apa setelah mendapat predikat itu bangsa ini makin sejahtera? Ironi, tapi inilah demokrasi dan kegagalannya bisa kita rasakan sekarang.
Dongeng umat terbaik
“Kalian adalah ummat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia, menyeru kepada kema’rufan dan mencegah dari kemungkaran dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”(TQS.’Ali Imran[3]:110)
Ini adalah sebuah pujian yang Allah SWT berikan kepada kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW dengan predikat umat terbaik. Tapi kita jangan geer dulu, apakah sekarang ini umat Islam bisa disebut sebagai umat terbaik? Dan pantaskah kita mendapatkan predikat itu jika umat ini belum bisa menunjukan bahwa mereka pantas mendapat predikat tersebut. Karna syaratnya adalah melakukan amar ma’ruf nahi munkar dan beriman kepada Allah.
Yaitu dengan jalan dakwah dan meneriakan kebenaran dan beriman kepada Allah artinya bukan hanya mempercayai adanya Allah, tapi juga rela dan patuh menjalankan apa yang telah Allah perintahkan kepada umat ini. Dengan menjalankan seluruh hukum syariah Islam, karna ini tlah terbukti membawa kesejahteraan bagi manusia selama lebih 13 abad. Apakah kita masih ragu dan mengambil sebagian dari hukum-hukum Allah dan membuang sebagian yang lain ke tempat yang tidak layak?
Dengan alasan agama adalah sebuah hal yang suci dan mulia maka ngga layak dipaksakan di dalam politik yang kotor. Inilah sebenarnya kalimat yang muncul dari orang-orang yang berideologi sekularisme. Yang memisahkan kehidupan dengan agama, artinya agama hanya ada di mesjid. Sedang yang ada di luar itu harus lepas dari aturan agama. Agama hanya berupa sholat, zakat, puasa, naik haji, nikah dan masalah ibadah lainnya. Sedang pada masalah ekonomi, pendidikan, dan politik tidak dipake tuh yang namanya agama. Padahal sholat, puasa, zakat adalah sebagian kecil dari syariah Islam. Trus, apakah hukum-hukum yang berkenaan dengan uqubât, ekonomi dan lain sebagainya dibuang begitu saja. Padahal itu bersumber dari Al-Qur’an, mau dikemanakan Al-Qur’an? Kenapa ngga dibuang aja sekalian klo emang ngga dipake sebagai sumber hukum yang sah dari Allah untuk kesejahteraan manusia?
Dan alasan karna Indonesia bukan hanya umat Islam ngga beralasan, buktinya pada masa kekuasaan Islam dulu. Umat Yahudi dan Nasrani bisa menjalankan agamanya dengan aman dibawah kekuasaan Islam.
Pada zaman khalifah Umar bin Abdul Aziz misalnya, ketika beliau ngutus seseorang amil untuk mendata orang yang berhak menerima zakat. Dan utusan tersebut ngga bisa menemukan satu orang pun yang berhak karna saking makmurnya perekonomian pada saat itu. Pada zaman khalifah Harun al Rasyid, betapa majunya peradaban disana. Baik pendidikan, kedokteran, dan lain sebagainya. Bahkan ketika seseorang mengarang buku keIslaman, maka akan dihargai emas seberat buku tersebut. Dan banyak lagi bukti ketika Islam ini memang benar-benar di pakai seluruhnya.
Bahkan ketika Islam ngga diterapkan, malah banyak umat Islam lah yang dijajah, ditindas dan dipelonco. Di Afganistan, Iraq, Palestina, Thailand, China, dll. Bahkan di Indonesia sendiri banyak terjadi pembantaian terhadap umat Islam seperti di Poso, Ambon, Tapanuli, dan Isu terbaru akan dibangun negara injil di manokwari. Nah, sekarang apa kita mo nunggu giliran?
Indonesia adalah negara yang kaya raya dengan seluruh sumber daya alamnya seperti emas, timah, batu bara, minyak dan lain sebagainya. Tapi kekayaan itu dirampas oleh penjajah AS dan sekutunya, dengan UU yang menjadi alatnya. Kenapa banyak rakyat yang miskin sedangkan mereka berada di negeri yang kaya raya? Inilah bentuk penjajahan yang tersembunyi kawan. Dan secara ngga sadar kita nikmatin penjajahan itu juga. Nah, sekarang apakah kita ingin mempertahan sistem yang sudah jelas-jelas banyak merugikan rakyat ato berjuang merubah keadaan ini menjadi lebih baik dengan meneriakan syariah Islam yang sudah terbukti kesempurnaannya? Karna klo loe masih ragu dengan syariah Islam, loe perlu periksa kembali aqidah Islam loe. Apa loe udah yakin dengan kebenaran agama Islam itu sendiri. Klo terhadap agama Islam aja kita ngga yakin benar ato ngga, apalagi dengan syariahNya.
Sebuah Janji Kemenangan
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (TQS.An-Nuur[24]:55)
Ayat diatas adalah sebuah janji kemenangan yang telah Allah firmankan dalam Al-Qur’an, bahwa Dia akan mengembalikan kekuasaan ini kepada umat Islam. Setelah umat ini benar-benar sadar akan kewajibannya terhadap agama ini. Tapi Allah juga ngga akan merubah suatu kaum, kalo kaum itu ngga berusaha merubahnya kan? Nah, sekarang hanya ada 3 pilihan buat kita semua. Apakah kita mau jadi penonton aja, dan melihat kebangkitan Islam itu dengan terpana. Menjadi pemain yang juga mengambil andil dalam perjuangan ini, atau malah menjadi penentang atau musuh Islam? Kasian banget klo loe masih milih yang ke-3, yaitu menjadi penentang berat terhadap agama loe sendiri.
Dan bukan reformasi yang kita butuhkan, karna klo terjadi reformasi jilid II. Maka kemungkinan besar akan terjadi reformasi jilid III dan seterusnya. Tapi yang kita butuhkan hanya satu, REVOLUSI PUTIH. Maka teriakan lah kebenaran dan hak-hak umat ini kawan, bergabunglah pada barisan kaum muslimin yang memperjuangkan Islam dengan Ikhlas. Dengan jalan dakwah, di organisasi apa pun loe. Gue ngga peduli, yang penting loe juga harus sadar untuk menyuarakan Islam bersama kami. Karna kemenangan ini sudah semakin dekat kawan, dan umat juga telah mulai bangun dari tidur panjangnya. Walau pun kita Cuma punya selembar buletin ini, tapi kami yakin umat ngga sebodoh itu. Semangkaa!!! [Putera Al Fatih]
Siapa sangka di zaman yang sudah rusak dan amburadul ini gue masih bisa nemuin sahabat-sahabat yang dengan ikhlas rela ngejual diri mereka untuk kejayaan Islam tanpa berharap balasan apa pun selain keridho’anNya. Memperjuangkan hak-hak rakyat walau pun rakyat sendiri ngga perduli dengan mereka, kontras tapi bukan sanjungan yang kami pengen tapi sebuah kebahagiaan sejati yang telah dijanjikanNya.
Ketika penguasa negeri ini ngga lagi memikirkan kesejahteraan rakyat kecil, mereka hanya sibuk memperkaya diri dengan intrik murahan dan licik. Tanpa sedikit pun merasa malu dengan tipu daya mereka sendiri yang sering terbongkar. Mereka tanpa malu menjual rakyatnya kepada cukong kapitalis yang menjarah habis kekayaan rakyatnya. Ironi memang dengan triliunan dana yang harus dikeluarkan untuk pemilu Pilpres, Pilgub, dan Pilkada. Apakah dengan dana yang ngga sedikit itu kita udah bisa menghasilkan pemimpin yang bener-bener peduli dengan perjuangan rakyatnya. Ato malah akan menjadi alat kapitalis yang akan mengisap habis darah rakyat yang semula mendukung mereka dalam pemilu?
Klo loe emang kaya and makmur-makmur aja sih loe mungkin ngga akan ngerasa penderitaan rakyat kecil. Apalagi klo loe juga kadal diantara ini semua, pasti loe bakal mikirin apa yang loe bisa dapat dari bisnis ngibulin rakyat. Walaupun rakyat udah memberikan kepercayaan dan harapan mereka kepada loe.
Tapi loe kan masih mahasiswa, jadi belon jadi penjabat. Ntar klo loe jadi penjabat. Karna banyak yang pas jadi mahasiswa itu selalu turun kejalan, nuntut keadilan atas nama rakyat. Meneriakan dengan lantang sebuah kebenaran, ngamuk kaya orang sakau di kantor-kantor pemerintahan. Tapi ketika udah jadi penjabat, nih orang jadi pendiam banget. Malah ikut-ikutan bikin UU yang jelas-jelas banyak merugikan rakyat. Gini deh, klo manusia udah ngambil alih hak Tuhan. Mereka dengan bangga bikin hukum sendiri untuk menandingi hukum Tuhan. Ingat firman Allah SWT:
“Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki? Hukum siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin?”(TQS.’Al-Maidah[5]:50)
Biar gue sederhanakan. Misalnya sebuah Sepeda Motor, selain bikin kendaraan kan perusahaan Sepeda Motor juga akan bikin aturan resmi gimana supaya nih kendaraan bisa berjalan dengan baik dan terawat. Misalnya harus pake bensin, setiap 500 km harus ganti oli dan lain-lain. Nah, bagaimana klo kendaraan itu make aturan yang dibikin oleh perusahaan mobil truk. Tentu aja ngga akan pas kan? Karna bahan bakarnya aja udah beda, belum lagi yang lainnya. Ato apa mungkin sepeda motor bisa bikin aturan sendiri? Hohoho….ada-ada aja. Nah, sekarang yang ciptain manusia siapa? Yang ciptain alam ini, seluruh galaxy dan planet-planet dan mengatur semua itu dengan sangat sempurna sehingga menjadi alam semesta siapa? Allah kan, tentu aja Allah bukan hanya menciptakan makhluknya aja. Dia juga menciptakan aturan yang sangat kompleks supaya seluruh ciptaanNya ini berjalan sebagaimana mestinya.
Coba perhatikan pas kita makan aja. Ketika kita memasukan makanan ke dalam mulut kita, trus dengan refleks gigi kita ngunyah tuh makanan dan dengan air liur kita, makanan itu menjadi terasa enak di lidah. Setelah itu masuk ke kerongkongan menuju lambung dan disana diproses lagi. Terjadilah pemilahan sari-sari makanan dengan ampasnya, sehingga cuma yang bermanfaat aja yang masuk ke dalam tubuh kita sedang yang tidak berguna dibuang lagi melalui anus. Sederhana, tapi itulah aturan yang dibuat oleh Allah SWT. Apa kita bisa ngebayangin misalnya ketika makan, makanan itu ngga langsung ke lambung tapi mampir dulu ke paru-paru. Pasti kita kan mati kan? Inilah kesempurnaan aturan Allah, belum lagi alam semesta yang lainnya.
Sekarang yang ciptain manusia ini siapa? Allah kan. Dan yang lebih tahu tentang manusia ini siapa? Allah juga. Nah sekarang siapa yang seharusnya bikin aturan untuk manusia ini supaya tujuan penciptaan manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini bisa berjalan dengan baik? Pasti Allah juga kan. Nah, sekarang apa kita mau milih hukum Jahiliyah yang dibuat oleh manusia ato milih hukum Allah berupa Syariah Islam. Ntar kita buktikan kebenarannya.
Jahiliyah Modern
Yah, zaman kebodohan ato yang lebih kerennya itu disebut zaman Jahiliyah emang singkron sama zaman ketika Islam mulai didakwahkan di Mekkah oleh Rasulullah SAW. Bukan bodoh secara akal dan peradaban, tapi terhadap kepercayaan dan kebudayaannya. Mulai dari nyembah berhala, membunuh bayi perempuan, melakukan riba, berpecah belah dan lain sebagainya. Tapi apa loe bisa membandingkan dengan zaman yang kita jalani sekarang? Klo dulu pada zaman Jahiliyyah untuk mengetahui apakah seseorang itu pelacur ato ngga harus mencari rumah yang ada bendera merah di depan rumahnya, nah sekarang tambah gampang lagi karna pemerintah dah melegalkan lokalisasi untuk pelacuran, kan keren tuh.
Zaman Jahiliyah dulu klo ada bayi perempuan yang lahir harus dikubur hidup-hidup karna dianggap memalukan keluarga. Sekarang lebih anarkis lagi, mau cowok ato cewek tapi klo bayi itu ngga diinginkan yah banyak yang malah dibuang hidup-hidup di bak sampah ato sungai. Bahkan ada juga yang belum lahir pun udah dibunuh dengan cara aborsi. And banyak lagi deh, gue males harus nyeritakan ini semua. Apakah itu sebuah kebanggaan, ternyata apa yang terjadi pada zaman kita ini lebih busuk lagi dari pada zaman Jahiliyah dulu. Ini adalah buah dari sistem kapitalis dengan seluruh alat-alat konsfirasinya. Berupa kehidupan yang hedonisme (serba boleh), liberalisme(kebebasan berprilaku,beragama,dll), demokrasi, pluralisme dan lain sebagainya. Inilah yang dicekokin kedalam tubuh umat sehingga umat ini makin tertindas dan kelaparan di negeri mereka sendiri. Kekuasaan sudah milik orang-orang kapital (pemilik modal), siapa yang punya uang dialah yang berkuasa terhadap seluruh kebijakan pemerintah.
Umat udah terbuai dengan janji-janji palsu penguasa, dengan sedikit dana/bantuan mereka lupa terhadap hak-hak mereka yang jauh lebih besar. Sehingga para penguasa bisa menikmati harta mereka dengan ganas tanpa membuat rakyat sadar sedikit pun. Gue bukan provokator, tapi inilah yang terjadi di negeri kita. Inilah demokrasi yang kita bangga-banggakan, kita tahu dan negara-negara barat pun mengakui bahwa Indonesia adalah negara yang paling demokratis tapi apa timbal balik itu semua dengan kesejahteraan rakyat? Apa setelah mendapat predikat itu bangsa ini makin sejahtera? Ironi, tapi inilah demokrasi dan kegagalannya bisa kita rasakan sekarang.
Dongeng umat terbaik
“Kalian adalah ummat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia, menyeru kepada kema’rufan dan mencegah dari kemungkaran dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”(TQS.’Ali Imran[3]:110)
Ini adalah sebuah pujian yang Allah SWT berikan kepada kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW dengan predikat umat terbaik. Tapi kita jangan geer dulu, apakah sekarang ini umat Islam bisa disebut sebagai umat terbaik? Dan pantaskah kita mendapatkan predikat itu jika umat ini belum bisa menunjukan bahwa mereka pantas mendapat predikat tersebut. Karna syaratnya adalah melakukan amar ma’ruf nahi munkar dan beriman kepada Allah.
Yaitu dengan jalan dakwah dan meneriakan kebenaran dan beriman kepada Allah artinya bukan hanya mempercayai adanya Allah, tapi juga rela dan patuh menjalankan apa yang telah Allah perintahkan kepada umat ini. Dengan menjalankan seluruh hukum syariah Islam, karna ini tlah terbukti membawa kesejahteraan bagi manusia selama lebih 13 abad. Apakah kita masih ragu dan mengambil sebagian dari hukum-hukum Allah dan membuang sebagian yang lain ke tempat yang tidak layak?
Dengan alasan agama adalah sebuah hal yang suci dan mulia maka ngga layak dipaksakan di dalam politik yang kotor. Inilah sebenarnya kalimat yang muncul dari orang-orang yang berideologi sekularisme. Yang memisahkan kehidupan dengan agama, artinya agama hanya ada di mesjid. Sedang yang ada di luar itu harus lepas dari aturan agama. Agama hanya berupa sholat, zakat, puasa, naik haji, nikah dan masalah ibadah lainnya. Sedang pada masalah ekonomi, pendidikan, dan politik tidak dipake tuh yang namanya agama. Padahal sholat, puasa, zakat adalah sebagian kecil dari syariah Islam. Trus, apakah hukum-hukum yang berkenaan dengan uqubât, ekonomi dan lain sebagainya dibuang begitu saja. Padahal itu bersumber dari Al-Qur’an, mau dikemanakan Al-Qur’an? Kenapa ngga dibuang aja sekalian klo emang ngga dipake sebagai sumber hukum yang sah dari Allah untuk kesejahteraan manusia?
Dan alasan karna Indonesia bukan hanya umat Islam ngga beralasan, buktinya pada masa kekuasaan Islam dulu. Umat Yahudi dan Nasrani bisa menjalankan agamanya dengan aman dibawah kekuasaan Islam.
Pada zaman khalifah Umar bin Abdul Aziz misalnya, ketika beliau ngutus seseorang amil untuk mendata orang yang berhak menerima zakat. Dan utusan tersebut ngga bisa menemukan satu orang pun yang berhak karna saking makmurnya perekonomian pada saat itu. Pada zaman khalifah Harun al Rasyid, betapa majunya peradaban disana. Baik pendidikan, kedokteran, dan lain sebagainya. Bahkan ketika seseorang mengarang buku keIslaman, maka akan dihargai emas seberat buku tersebut. Dan banyak lagi bukti ketika Islam ini memang benar-benar di pakai seluruhnya.
Bahkan ketika Islam ngga diterapkan, malah banyak umat Islam lah yang dijajah, ditindas dan dipelonco. Di Afganistan, Iraq, Palestina, Thailand, China, dll. Bahkan di Indonesia sendiri banyak terjadi pembantaian terhadap umat Islam seperti di Poso, Ambon, Tapanuli, dan Isu terbaru akan dibangun negara injil di manokwari. Nah, sekarang apa kita mo nunggu giliran?
Indonesia adalah negara yang kaya raya dengan seluruh sumber daya alamnya seperti emas, timah, batu bara, minyak dan lain sebagainya. Tapi kekayaan itu dirampas oleh penjajah AS dan sekutunya, dengan UU yang menjadi alatnya. Kenapa banyak rakyat yang miskin sedangkan mereka berada di negeri yang kaya raya? Inilah bentuk penjajahan yang tersembunyi kawan. Dan secara ngga sadar kita nikmatin penjajahan itu juga. Nah, sekarang apakah kita ingin mempertahan sistem yang sudah jelas-jelas banyak merugikan rakyat ato berjuang merubah keadaan ini menjadi lebih baik dengan meneriakan syariah Islam yang sudah terbukti kesempurnaannya? Karna klo loe masih ragu dengan syariah Islam, loe perlu periksa kembali aqidah Islam loe. Apa loe udah yakin dengan kebenaran agama Islam itu sendiri. Klo terhadap agama Islam aja kita ngga yakin benar ato ngga, apalagi dengan syariahNya.
Sebuah Janji Kemenangan
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (TQS.An-Nuur[24]:55)
Ayat diatas adalah sebuah janji kemenangan yang telah Allah firmankan dalam Al-Qur’an, bahwa Dia akan mengembalikan kekuasaan ini kepada umat Islam. Setelah umat ini benar-benar sadar akan kewajibannya terhadap agama ini. Tapi Allah juga ngga akan merubah suatu kaum, kalo kaum itu ngga berusaha merubahnya kan? Nah, sekarang hanya ada 3 pilihan buat kita semua. Apakah kita mau jadi penonton aja, dan melihat kebangkitan Islam itu dengan terpana. Menjadi pemain yang juga mengambil andil dalam perjuangan ini, atau malah menjadi penentang atau musuh Islam? Kasian banget klo loe masih milih yang ke-3, yaitu menjadi penentang berat terhadap agama loe sendiri.
Dan bukan reformasi yang kita butuhkan, karna klo terjadi reformasi jilid II. Maka kemungkinan besar akan terjadi reformasi jilid III dan seterusnya. Tapi yang kita butuhkan hanya satu, REVOLUSI PUTIH. Maka teriakan lah kebenaran dan hak-hak umat ini kawan, bergabunglah pada barisan kaum muslimin yang memperjuangkan Islam dengan Ikhlas. Dengan jalan dakwah, di organisasi apa pun loe. Gue ngga peduli, yang penting loe juga harus sadar untuk menyuarakan Islam bersama kami. Karna kemenangan ini sudah semakin dekat kawan, dan umat juga telah mulai bangun dari tidur panjangnya. Walau pun kita Cuma punya selembar buletin ini, tapi kami yakin umat ngga sebodoh itu. Semangkaa!!! [Putera Al Fatih]
0 komentar:
Posting Komentar