Salam Ukhuwah Saudaraku
Semoga Blog Ini Bermanfaat


[Keluar]
Marhaban Ya Akhi Fillah

Rabu, 05 September 2012

Aku dan Motor Bututku

Setelah kubersihkan motorku, kusapu bersih debu-debu yang ada padanya. Kuhidupkan ia untuk memanaskan mesinnya dengan harapan perjalanan ku pagi ini tak mogok ditengah jalan lagi. Kusiapkan buku-buku kuliah, lembar tugas, list topik diskusi hari ini, dan tak lupa uang saku tentunya hehe, semua kupastikan tak ada yang tertinggal. Aku pamit. Kumulailah perjalanan ini…
“Pagi pak guru”. Teriak anak itu.
“Wa’alaikum salam” jawabku sekenanya sambil menoleh ke pinggiran jalan desa.
Ternyata yang menegurku itu seorang gadis muda yang kukenal diperpustakaan dulu. Dengan penampilan serba seadanya, ia dengan PeDe menyungging senyum. Rambut bercat pirang, kaos putih tipisnya yang tanpa lengan dan jeans super ketatnya. Ahhh, beginikah anak muda jaman sekarang, suka menyiksa diri? bisikku dalam hati.
Dilampu merah kuhentikan sejenak motor butut ku. Sambil nungguin lampu hijau tanda jalan bernyala aku dan puluhan pasang telinga pengendara lain dihibur oleh suara-suara sumbang pengamen jalanan. Kuamati jumlah pengamen hari ini benyak sekali. Rata-rata dari mereka berusia seumuran dengan ku. Harusnya kan usia remaja seperti itu dihabiskan dibangku sekolah, bukan dijalanan begini. Hufhh…,aku baru ingat, biaya sekolah dan kuliah sekarang kan mahal banget, mereka tak akan sanggup ngebayarnya. Jadi maklumlah, kata dosenku: “dizaman Kapitalis ini, pendidikan hanya untuk orang-orang kaya saja”.
Turunkan harga secepatnya
Berikan kami pekerjaan
Tegakkan hukum setegak-tegaknya
Adil dan tegas tak pandang bulu
Wahai presiden kami yang baru
Kamu harus dengar suara ini.
Hmm,,,lagu karya Iwan Fals itu, walaupun mereka nyanyikan dengan nada sumbang namun begitu menusuk. Yaa itulah dengkuran suara hati mereka yang terluka.
Puas telingaku mendengar lagu sumbang pengamen malang itu, perjalanan pun berlanjut. Dalam hati aku terus saja bertanya, bukankah dalam UUD Negara ini, fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara Negara? Apakah mungkin ini bukti negaraku benar-benar telah sukses memelihara fakir miskin dan anak-anak jalanan hingga berkembang biak menjadi banyak seperti ini?
Ingin ku berkata “kesejahteraanlah yang kami dan mereka butuhkan”..
Jalan ku kali ini mulai tak rata lagi. Lubang ada dimana-mana. Jika hujan maka lubang-lubang itu menjadi becek “balicak”. Jalan rusak ini sangat mengganggu laju motor bututku. Aku terus saja berdo’a agar motorku mampu selamat dari kemogokan karena sangat tersiksa dengan struktur aspal jalan yang pecah belah begini.
“Ahhh, Negeri yang kaya SDA ini masih saja menyimpan koleksi jalan butut begini”. Mungkin benar kata Dedi Mizwar, “Alangkah lucunya negeri ini.”
Dari kejauhan sudah terdengar suara meriah lagu yang taka asing lagi di telingaku, “Kemandulan” karya Bang Haji si raja dangdut, setahuku lagu ini lagu yang tak pernah ketinggalan berlantun dipesta pernikahan. Huhh, bukan apa-apa, takutnya lagu itu menjadi do’a buat sang mempelai.
Dari jalan ini kudapati pamandangan umum pesta pernikahan di masyarakat. Dengan dihibur para biduan berbaju seronok pengumbar lekuk dan liuk tubuh, para undangan laki dan perempuan pun tercampur baur dibawah satu tenda tempat makan, dengan nikmat melahap hidangan yang tersedia. Pikiranku terus saja bertanya-tanya, “ini seperti ikhtilat yang dilarang oleh Allah bagi umat muslim?” tapi ternyata mereka masih saja enjoy mengerjakannya. Astagfirullahal adzim…
Diperempatan jalan terakhir dari kampus baruku. Seperti hari2 biasanya, aku kembali berpapasan dengan muda-mudi generasi “Putih Abu-abu” yang berboncengan. MasyaAllah, sudah seperti suami istri saja mereka dengan bangganya memamerkan status palsunya. “Kami Udah Pacaran Pak” begitulah ekspresi mereka seakan berteriak kepadaku.
Ahh… berisik hatiku mulai gelisah…
Beginilah pemandangan yang terjadi jika islam mulai dipisahkan dari kehidupan. Islam hanya dipadang sebagai agama yang mengatur urusan peribadatan saja, lalu menafikan fungsi islam sebagai pengatur kehidupan. Sehingga banyak ketidak sesuaian yang terjadi, karena islam hanya dilaksaakan secara setengah-setengah. Padahal islam itu adalah agama yang sempurna, karena telah disempurnakan oleh Allah. Islamlah pedoman hidup yang mengatur seluruh urusan-urusan manusia, baik yang terkait dengan urusan iman, atau terkait dengan urusan akhlak, atau terkait dengan urusan ibadah, urusan muamalah, urusan pribadi, urusan pergaulan dan interaksi, urusan rumah tangga, masyarakat maupun terkait dengan urusan Negara hingga urusan bagaimana seharusnya Negara mengelola Sumber Daya Manusia maupun Sumberdaya Alam yang ada didalamnya.
“Wahai orang-orang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara kaffah (menyeluruh), dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya, ia musuh yang nyata bagimu” (Al-Baqarah [2]: 208). [Birunila]

0 komentar:

Posting Komentar